Senin, 03 Desember 2012

Sujud


Rasulullah SAW telah membimbing kita kepada sedemikian sempurnanya bimbingan sehingga bimbingan beliau berkesinambungan hingga akhir zaman.

Sebagaimana dijelaskan dan ditemukan oleh para ilmuwan kita, susah-susahnya para ilmuwan dan ilmu kedokteran untuk mencari obat untuk melancarkan aliran darah dari penyakit pengentalan darah, dari penyakit stroke dan lain sebagainya berpuluh ratus juta dikelu
arkan untuk mengobatinya, ternyata mereka menemukan obatnya adalah melakukan RUKUK dan SUJUD.

Mereka yang melakukan rukuk sehingga sejajarlah otaknya dengan dada jantungnya dan aliran darah yang demikian memperkuat dan memperlancar aliran darah.

Demikian pula posisi sujud ketika jantung berada diatas kepalanya sehingga lebih tinggi daripada kepalanya disaat itulah kelancaran aliran darah lebih terpacu dan tujuh anggota tubuh sujud yang bersentuhan dengan bumi berpadu dengan gravitasi bumi dan memperlancar darah.

Demikian dahsyatnya syariatul Musthafa Muhammad saw menjawab segala macam penyakit, tersimpan didalam SHALAT.

demikian dahsyatnya sunnah Nabawiyah dan tuntunan Sang Nabi dan tidaklah kita mampu menguak semua hikmah Illahiyah dalam syariatul mutaharah tapi sebagian yang terbuka ini membuat hal-hal yang mengagetkan kita ternyata gerakan shalat bukan hanya sekedar gerakan ubudiyah tapi itulah gerakan yang paling efektif bagi seluruh keturunan Adam as.

Semakin banyak ia melakukan shalat fardhu ditambah sunnahnya semakin sehat wal'afiat hidupnya. Demikian dahsyatnya Allah Yang Maha memahami segala kejadian, Yang Maha menciptakan manusia dari ketiadaan dan Dialah Yang Maha mengetahui atas apa yang dibutuhkan oleh manusia.

Allahumma sholli ala Muhammad.

Syarat Maksiat

Maksiat…?! Boleh-boleh aja..Asalll….!!!Penuhi dulu syaratnya…!

Suatu ketika seorang lelaki mendatangi Ibrohim bin Ad-ham… ia mengatakan: “Wahai Abu Ishaq (panggilan kesayangan Ibrohim)! Sungguh, aku ini orang yang terlalu menuruti hawa nafsuku, maka ku mohon berikan aku nasihat yang dapat mencegah dan menyelamatkan hatiku!

Maka Ibrohim mengatakan: “Jika kamu setuju dan mampu menerapkan lima perkara ini, maka kemaksiatan tidak lagi membahayakanmu, dan kenikmatan tidak lagi menjerumuskanmu”.

Lelaki itu mengatakan: “Wahai Abu Ishaq, Sebutkanlah lima perkara itu!”
Ibrohim mengatakan: “Yang pertama: Jika kamu ingin melakukan maksiat kepada Alloh azza wajall, maka janganlah makan dari rizki-Nya!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Lantas dari mana aku akan makan, sedang semua yang ada di bumi ini termasuk rizki-Nya?!”

Ibrohim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!”

Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang kedua!”

Ibrohim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, maka jangan menempati negeri milik-Nya!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Ini malah lebih berat dari yang pertama… Jika semua negeri dari timur sampai barat itu milik-Nya, lantas dimana aku akan bertempat?!”

Ibrohim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya dan menempati negeri milik-Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!”

Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang ketiga!”

Ibrohim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, sedang kamu mendapat rizki dari-Nya dan menempati negeri milik-Nya, maka carilah tempat yang tidak bisa terlihat oleh-Nya, lalu lakukanlah maksiat di tempat itu!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrohim, bagaimana ini mungkin, sedang Dia bisa melihat apapun yang tersembunyi?!”

Ibrohim menimpali: “Jika demikian, apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, dan menempati negeri milik-Nya, kemudian kamu melakukan maksiat kepada-Nya padahal Dia melihatmu dan semua gerak-gerikmu?!”.

Lelaki itu menjawab: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang keempat!”

Ibrohim mengatakan: “Jika nanti datang Malaikat Kematian untuk mencabut nyawamu, maka katakan padanya: ‘Tanggguhkanlah kematianku, sehingga aku bisa menjalani taubat nasuha dan melakukan amalan-amalan yang baik’!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Ia takkan menuruti permintaanku”

Ibrohim menimpali: “Jika kamu tidak mampu menolak kematian untuk bertaubat, dan kamu tahu bahwa jika datang kematian maka tidak mungkin lagi ditangguhkan, lantas bagaimana kamu akan menyelamatkan diri?!”

Lelaki itu mengatakan: “Sebutkanlah yang kelima!”

Ibrohim mengatakan: “Jika Malaikat Zabaniyah nanti datang untuk menggiringmu ke Neraka, maka jangan mau pergi bersamanya!”

Lelaki itu mengatakan: “Mereka tidak akan membiarkan dan mendengarkan ucapanku”

Ibrohim menimpali: “Lantas bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?!”

Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrohim, cukup… cukup… Aku sekarang mohon ampun dan bertaubat kepada-Nya”

Akhirnya lelaki itu selalu menemani Ibrohim dalam ibadah, hingga kematian memisahkan keduanya…

(Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Addariny, dari Kitab at-Tawwaabiin, karya al-Muwaffaq Ibnu Qudamah al-Maqdisi, hal: 285-286)

Universitas Kehidupan


Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.

Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.

Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN

TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.

Calon )* Nyapres


Keinginan Rhoma menjadi capres tak lebih karena tidak suka dengan etnis China

Apakah kesediaan Rhoma Irama maju sebagai salah satu capres 2014 itu adalah suatu keseriusan, ataukan suatu dagelan politik di akhir tahun? Indikasinya bisa dilihat di percakapan Najwa Shihab sebagai host acara itu dengan dengan salah satu tamu utamanya itu: Rhoma Irama.

Menurut Rhoma keputusannya untuk bersedia maju s

ebagai capres 2014 itu karena ada faktor desakan dari sejumlah politisi dan umat, serta ada faktor keterpanggilan dari dalam dirinya untuk memperbaiki nasib bangsa Indonesia, yang saat ini semakin jauh dari tujuan reformasi. Memperjuangkan dan memperbaiki nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, dan persatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tetapi dalam pernyataan-pernyataan selanjutnya apa yang disampaikan di awal pembicaraan tersebut sangat jauh bertolak belakang. “Visi dan misi” capres Rhoma Irama ini justru sangat berbahaya bagi persatuan dan keadilan sosial bangsa ini. Sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Rasialis/SARA dengan nuansa sektarianisme yang kental. Bertentangan pula dengan semangat reformasi.

Apakah Rhoma Irama merasa punya kualifikasi untuk menjadi seorang presiden?

Dengan penuh keyakinan, Rhoma menjawab dia yakin akan hal itu. Dasarnya bahwa selama 40 tahun sebenarnya dia sudah melakukan langkah-langkah tersebut melalu lagu-lagu yang dinyanyikan dan melalui tablik-tablik akbar di seluruh Indonesia. Dia sudah terbiasa untuk mengarah bangsa ini, mengarahkan umat.

Apa dasar pemikirannya yang mengkorelasikan menjadi penyanyi (dangdut) selama 40 tahun dan tablik-tablik akbar dengan kualisifikasi untuk menjadi seorang presiden di NKRI ini?

Rhoma hanya menjelaskan perbedaan antara pemimpin yang formal dan pemimpin yang nonformal. Tokoh agama, tokoh masyarakat adalah pemipin nonformal, sedangkan birokrat adalah pemimpin yang formal. Anda melihat korelasinya?

Seberapa besar desakan dari “beliau-beliau” yang menurut Rhoma Irama sebagai representasi dari umat, supaya dirinya maju sebagai capres 2014?

Menurut Rhoma desakan tersebut bermula dari kondisi politik yang baru saja terjadi di Jakarta, yang ektrem, telah membuat dia dianggap sebagai ikon Islam di Indonesia oleh tokoh-tokoh umat Islam itu. Mereka bilang, “Oleh karena itu anda harus maju (sebagai capres) untuk membawa aspirasi umat Islam sebagai mayoritas bangsa ini!”

Apa yang dimaksud dengan situasi politik di Jakarta ekstrem dan tidak biasa itu?

Awalnya Rhoma menghindar untuk menjawabnya, tetapi setelah didesak dia menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan situasi ektrem di Jakarta itu adalah soal pilkada gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dan hasilnya baru-baru ini. Yakni, adanya satu etnis yang tidak biasa menjadi birokrat, kini menjadi birokrat.

“Anda mengacu kepada Basuki Tjahaja Purnama yang saat ini menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta?” Tanya Najwa Shibab.

“Ya, saya rasa, memang seperti itu,” jawab Rhoma.

Situasi ekstrem yang bagaimana?

Rhoma menjawab, saat ini telah terjadi kegelisahan dan kecemasan umat Islam terhadap terpilihnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Wakil Gubernur Jakarta.

“Kebetulan saya berada di dalam pusaran ini. Dengan diadilinya saya di Panwaslu, umat telah menilai bahwa ini telah mengadili agama, mengadili Al-Quran.”

Najwa: “Jadi, anda merasa sebagai representasi umat Islam? Bahkan anda merasa representasi dari orang yang diadili karena kasus yang kemarin mengucapkan kampanye SARA?”

Rhoma: “Barangkali bukan itu ucapannya. Bukan saya yang merasakan. Beliau-beliau yang mengatakan hal itu.”

Najwa: “Dan, anda menyetujuinya?”

Rhoma: “Kenapa?”

Najwa: “Anda sependapat dengan apa yang diucapkan oleh beliau-beliau yang tadi anda sebut?”

Rhoma: “Hmmm, saya rasa, saya tidak dalam kapasitas itu, ya.”

Najwa terus mendesak dengan mengatakan, “Dengan anda mengutarakan hal ini berarti anda menyetujui perkataan mereka?”

Akhirnya Rhoma tidak bisa mengelak lagi, dengan menjawab: “Oke, saya setuju!”

Rhoma mengatakan, ada kekhawatiran anak bangsa, umat Islam saat ini akan peran etnis tertentu (etnis Cina) yang semakin agresif dalam dunia politik Indonesia. Selama ini mereka telah mengdominasi di bidang ekonomi. Sekarang mereka, mulai masuk lagi ke bidang politik. Ini mencemaskan dan mengelisahkan umat Islam.

“Ada suatu kelompok etnis, yang secara ekonomi sudah sangat mengdominir perekonomian Indonesia. Dan, kali ini secara politik mereka juga mulai agresif. Nah, inilah yang mencemaskan anak bangsa, khususnya umat Islam. Karena melihat situasi politik sudah mulai tidak proporsional. Dan, ini juga mengacu pada demokrasi ini terlalu dini untuk mencapai demokrasi liberal seperti di Amerika.”

Dari argumen-argumen Rhoma Irama yang sangat kental rasialis/SARA, dan bahkan cenderung sektarian tersebut, jelaslah bahwa meskipun Rhoma mengatakan akan memperjuangkan Pancasila dan UUD 1945, dalam kenyataannya wawasannya sangat bertolak belakang dengan semangat kemajemukan bangsa ini, bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 itu, yang menjamin kesamaan hak dan kewajiban semua WNI tanpa memandang etnis apapun dia, dan agama apapun dia.

Dan ketika ditanya tentang masalah umum negara, dari masalah subsidi BMM,pembubaran BP Migas Rhoma Irama tidak bisa menjawab cenderung mengeles “untuk jadi presiden tidak perlu harus menjadi superman yang mengerti semuanya,”

gmana warga tentang pencalonan Rhoam sebagai capres?monggo dishare

Mengenang Sosok Gus Dur

Konon, ada empat misteri di dunia ini, yakni kelahiran, jodoh, kematian, dan Gusdur. Seluruh ucapan, perilaku dan manuver politik mantan Ketum NU tiga periode itu (1984-1998) benar-benar bak misteri. Pernyataan Gusdur kerap disalah artikan dan mengundang kontroversi, bahkan oleh “kandang”-nya sendiri, yaitu kalangan NU dan pesantren.

Memang tak mudah untuk membaca

seorang Gusdur. Hal itu diakui sendiri oleh Bisri Effendy saat memberi kata pengantar dalam buku “Tuhan Tak Perlu Dibela” cetakan 1999. Bagi lawannya, Gusdur adalah musuh Islam nomer satu. Ia dianggap sebagai tokoh yang “meracuni” pemikiran anak muda NU, sekaligus penyebar ideologi sekuler-liberal. Tak heran, konon, jika berpulangnya Gusdur dianggap sebagai bentuk “pertolongan” Tuhan bagi umat Islam oleh seorang tokoh.

Namun, bagi kawan-kawannya, sosok Gusdur sebagai “ad-dakhil” alias pendobrak. Sesuai namanya, Abdurrahman Ad-Dakhil, Gusdur memang “mendobrak” mainstream konservatif kalangan muslim Indonesia melalui berbagai kebijakkan, tulisan dan pernyataannya. Jika Cak Nur dianggap sebagai tokoh yang mengenalkan Islam ke kalangan masyarakat perkotaan, maka Gusdur dianggan sebagai tokoh yang mengenalkan jargon “Mempribumikan Islam dan Meng-Islamkan Pribumi”.

Sementara untuk kalangan umat NU, Gusdur dianggap lebih dari sekedar manusia biasa. Semasa hidup, Beliau dipandang sebagai sosok manusia luar biasa, sosok seorang “Wali Allah.” Tak heran jika berbagai pernyataan kontroversialnya sering di-amin-kan oleh kalangan Nahdhiyin. Mereka memandangnya sebagai wujud dari “sak durunge winarah”, salah satu ke-cirian seorang Wali.

Bagi bangsa Indonesia, terutama kalangan minoritas, Gusdur dilantik secara tak resmi sebagai “guru bangsa”. Ketika Beliau “naik pangkat” menjadi Presiden, banyak kalangan justru menganggap Beliau sejatinya “turun pangkat”. Istilahnya “Semar Dadi Ratu”. Gusdur seakan sudi untuk “disangkar emaskan”. Sementara Semar tak cocok menjadi Ratu. Ia melebihi seorang Ratu. Demikian pula dengan Gusdur.

Untuk kalangan minoritas sosoknya demikian dikenang dan dihormati. Kalangan Tionghoa memberinya gelar “Bapak Tionghoa Indonesia.” Bukan tanpa alasan, Gusdur-lah yang menghilangkan diskriminasi terhadap etnis itu dengan Inpres No. 6/2000, yang dikeluarkan tanggal 17 Januari 2000 untuk mencabut Inpres 14/1967 yang menyudutkan etnis Tionghoa.

Gusdur juga dinilai layak menyandang gelar “Bapak Demokrasi Indonesia”. Pada era kepemimpinannya, Gusdur membubarkan Bakortranas -lembaga ekstra yudisial penerus Kopkamtib- yang memiliki kewenangan luas untuk menindas. Gusdur pula, dengan kebesaran hatinya, meminta maaf kepada korban pembantaian PKI sekaligus mengusulkan untuk mencabut TAP MPRS No. 27/1966. Gusdur juga membuka ruang dialog antar (umat) agama. Ia ingin setiap orang diperlakukan setara dalam hukum, tanpa membeda-bedakan warna kulit, etnis, agama atau ideologi.

Dengan segala rekam jejak positif Gusdur, maka tak heran jika kepergiannya ditangisi oleh banyak pihak dan diantarkan oleh lautan manusia. Kehadiran puluhan ribu orang dan maraknya acara haul Gusdur di seluruh pelosok Indonesia menjadi pertanda bahwa kita sangat merindukan kehadiran kembali sosok seperti layaknya Beliau, sekaligus bangsa merasa kehilangan oleh sosok sekelas Beliau.

Bagi kalangan santri, lautan manusia yang memadati acara haul-haul Gusdur semakin menegaskan indikasi bahwa Gusdur ialah “wali” kesepuluh, setelah Walisanga. Setiap hari makamnya selalu penuh sesak oleh orang-orang yang berziarah untuk sekedar mendoakan atau “ngalap” berkah pada tokoh penggemar cerita silat “Kho Ping Hoo” ini. Bahkan rute ziarah Walisanga -kini- tidak sembilan, melainkan sepuluh, yaitu dengan ditambahkannya makam Gusdur sebagai rute ziarah wisata Wali Allah.

Akhirnya, kini, mata dan raga Gusdur memang “tertidur” panjang, namun hati, jiwa, semangat dan buah pikirnya senantiasa ada untuk diestafet-kan kepada generasi-generasi muda NU dan bangsa selanjutnya. Atau benar ucapan KH Muchit Muzadi, bahwa 100 tahun lagi baru-lah Indonesia melahirkan sosok seperti Gusdur kembali.

Aduh! Bayi Kembar Ini Bertengkar di Dalam Kandungan



Namanya anak-anak, sesekali bertengkar dengan saudara kandung adalah hal yang biasa. Namun bertengkar dengan saudara kembar sejak di dalam kandungan tentu mengejutkan dan kejadian seperti ini tertangkap kamera berteknologi mutakhir.
Dengan menggunakan cine-MRI atau MRI (Magnetic Image Resonance) berteknologi khusus, para ilmuwan di Imperial College mendapati pasangan kembar sedang bertengkar di dalam kandungan. Tampak dalam hasil pemindaian, kedua janin saling menendang.
Awalnya, janin yang ukurannya lebih kecil tampak memulai pertengkaran dengan menendang dan memukul saudara kembarnya. Sepertinya, janin ini berusaha untuk mendapatkan space atau ruang yang lebih longgar agar lebih nyaman.

Janin yang ukurannya lebih besar awalnya tidak begitu mempedulikan, namun lama-lama memberikan respons juga. Diawali dengan membuka mulut seperti orang dewasa sedang mengumpat, lalu tampak dalam hasil pemindaian si janin yang ukurannya lebih besar balas menendang.
"Apa yang kita bisa lihat adalah posisi satu sama lain dan berapa banyak space yang meraka punya, berapa space yang ditempati dan bagaimana mereka bergerak dan mendesak satu sama lain. Kita bisa melihat kondisi yang tidak bisa kita intrepretasikan, namun bisa membuat perempuan mengalami stres," kata salah seorang peneliti, Dr Marisa Taylor-Clarke seperti dikutip dari News.com.au, Senin (3/12/2012).
Pertengkaran saudara kembar ini terpindai secara tidak sengaja ketika para ilmuwan sedang mempelajar Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS). Pada janin kembar yang memiliki satu plasenta, kondisi ini sering terjadi dan memicu kematian pada 90 persen bayi kembar dengan kondisi seperti ini.
TTTS terjadi ketika salah satu janin mendapat suplai darah terlalu banyak yang bisa memicu tekanan darah tinggi maupun gagal jantung, sementara janin yang lain kekurangan darah. Kematian pada kondisi ini juga bisa terjadi karena janin mengalami gagal ginjal maupun cerebral palsy. (detik/3/12/12)

" Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang Menciptakan !"


Iqra bismi rabbikalladzii khalaq! “Bacalah dengan nama Tuhanmu (asmaul husna) yang menciptakan” (QS Al Alaq:1).

Anda sering mendengar dan membaca surat ini, bukan? Inilah surat yang pertama kali diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

Tahukah anda, bahwa sesungguhnya surat ini adalah resep luar biasa yang diturunkan Allah untuk kesuksesan dan kesejahteraan manusia?

Di bawah ini adalah hasil survery terhadap orang-orang sukses kelas dunia, tentang CEO’s Character, sifat-sifat yang dimiliki oleh para CEO (pimpinan eksekutif tertinggi) di perusahaan-perusahaan sukses kelas kakap. Survey ini dilakukan oleh The Leadership Challenge yang dimotori James Mc Kouzes, dkk tahun 1993 & 1997.

CEO’s Characters menurut hasil survey:
Trilogi Shalat Sempurna
Jadikan Shalat Lebih Mantap, Lebih
Agung & Lebih Nikmat. Raihlah…

Presentasi Menarik
Rahasia Presentasi Sukses-Menarik
Teknik & Bumbu Ceramah

Yes Bisnis!
Rahasia Bisnis Online Pemula
Mudah – Cepat – Murah

Mutiara Sempurna
Jadikan Hari Hari Penuh Hikmah
dengan Mutiara Penyejuk Hati

1. Jujur
2. Berpikiran maju
3. Inspirator
4. Kompeten
5. Adil
6. Mendukung
7. Pandangan luas
8. Cerdas
9. Terus terang
10. Berani
11. Bisa diandalkan
12. Kerjasama
13. Berdaya imajinasi
14. Perhatian
15. Matang
16. Tegas
17. Berambisi
18. Setia
19. Menguasai diri
20. Mandiri

(Reff: ESQ Power, Ary Ginanjar)

Apa kesimpulannya?
Keberhasilan mereka adalah karena mereka mampu membaca atas nama Allah, dan menerapkannya dalam perusahaan. Coba kita lihat karakter CEO sukses dibanding nama-nama Allah berikut ini:

Jujur (Al Mu’min)
Berpikiran maju (Al Bashir)
Inspirator (Al Bari’)
Kompeten (Al Alim)
Adil (Al Adl)
Mendukung (An Nafi)
Pandangan luas (Al Wasi)
Cerdas (Ar Rosyid)
Terus terang (Al Fattah)
Berani (Al Aziz)

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (QS Al Alaq:1)
Siapakah nama Tuhanku, Tuhan kita?
“Dia adalah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Memberi Keamanan, Maha Memelihara, Maha Perkasa, Maha Kuasa, Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al Hasyr : 22-24)

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (QS Al Alaq:1)
Membaca dengan nama Tuhan, adalah membaca dengan Asmaul Husna.
Membaca dengan nama Tuhan adalah membaca dengan kemurahan, kasih sayang, kesucian, kesejahteraan, keamanan dan nama Tuhan lainnya.

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (QS Al Alaq:1)
Jika anda melihat paku di jalan raya, apa yang akan anda lakukan? Jika anda membaca keadaan ini atas nama As Salam (Maha Memberi Keselamatan), maka anda akan menyingkirkan paku itu agar orang lain selamat. Namun jika yang membaca keadaan ini adalah penjahat, dia membaca dengan namanya sendiri, maka dia justru akan menambah jumlah paku (kejahatan bermodus tebar paku). Dia justru berharap ada kendaraan yang kempes ban, dan dia bisa melancarkan aksi kejahatannya. Naudzubillah.

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (QS Al Alaq:1)
Inilah yang mengantarkan para CEO sukses menjadi orang papan atas dunia.
Inilah ayat pertama yang diturunkan Allah untuk kesejahteraan manusia.

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (QS Al Alaq:1)

rahmaan : pengasih
rahiim : penyayang
malik : raja
qudduus : suci
salaam : memberi keselamatan
mu’min : terpercaya, memberi keamanan
muhaimin : memelihara
a’ziiz : gagah perkasa, mengalahkan
jabbaar : kuasa, perkasa
mutakabbir : memiliki kebesaran
khooliq : mencipta
baari-u : mengadakan, melepaskan, menata
mushowwir : membentuk
ghoffaar : pengampun
qohhaar : perkasa, memaksa
wahhaab : pemberi
rozzaak : memberi rizki
fattaah : membuka
a’liim : mengetahui
qoobidh : menyempitkan (demi keadilan)
baasith : melapangkan
khoofidh : merendahkan (demi keadilan)
roofi’ : meninggikan
mui’z : memuliakan, membeningkan
mudzil : menghinakan (demi keadilan)
samii’ : mendengar
bashiir : melihat
hakam : memutuskan hukum
a’dl : adil
lathiif : lembut
khobiir : mengetahui, waspada
haliim : penyantun, penyabar
adhiim : agung
ghofuur : pengampun
syakuur : menerima syukur
a’liyyu : tinggi
kabiir : besar
hafiizh : pemelihara, penjaga
muqiit : pemelihara, memberi makan, memberi kekuatan
hasiib : menghitung
jaliil : luhur, tak terukur kebesarannya
kariim : mulia
roqiib : mengawasi
mujiib : memperkenankan
waasi’ : luas
hakiim : bijaksana
wadud : mencintai, mengasihi
majiid : mulia, penyandang kemegahan
baaits : membangkitkan
syahiid : menyaksikan
haqq : benar
wakiil : mengurusi, mewakili, pengemban amanat
qowiiyy : kuat
matiin : kukuh
waliyyu : melindungi
hamiid : terpuji
muhshi : menghitung, pengukur dimensi
mubdi-u : memulai
mui’-d : mengembalikan
muhyi : menghidupkan
mumiit : mematikan
hayyu : hidup
qoyyuum : berdiri sendiri
waajid : menemukan
maajid : mempunyai kemuliaan
waahid : tunggal
shomad : dibutuhkan
qoodir : kuasa
muqtadir : kuasa
muqoddim : mendahulukan
muakhkhir : mengakhirkan
awwal : awal
aakhir : akhir
dhaahir : nyata, jelas
baathin : tersembunyi
waalii : memerintah, menguasai, memberi perlindungan
muta a’-lii : tinggi
barru : dermawan
tawaab : penerima taubat
muntaqim : pengancam, memberi siksa (demi keadilan)
a’fuww : pemaaf, belas kasihan
rou’-f : pelimpah kasih
maalikul mulk : pemilik kerajaan
dzul jalaal wal-ikroom : memiliki keluhuran & kemuliaan
muqsith : adil, memusnahkan
jaami’ : mengumpulkan
ghoniyy : kaya
mughnii : pemberi kekayaan
maani’ : mencegah, mempertahankan
dhoor : pemberi mudharat (demi keadilan)
naafi’ : pemberi manfaat
nuur : pemilik cahaya
haadii : pemberi hidayah
badii’ : pencipta pertama
baaqii : kekal
waarits : mewarisi, kekal abadi
rosyiid : membimbing, pandai
shobuur : penyabar