1/67. Abu Ya'la Syaddad bin Aus RA
mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda,
الكَيِّسُ مَنْ
دَانَ نَفْسَهُ ، وَعَمِلَ لِمَا بعدَ المَوتِ ، والعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ
هَواهَا وَتَمنَّى عَلَى اللهِ الاَمَانِيَّ
"Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi
dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah
ialah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan
berbagai angan-angan kepada Allah." (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa
hadits ini hasan).
Keterangan:
Hadits ini sanadnya dha'if, karena ada seorang perawi
bemama Abu Bakar Ibnu Abi Maryam; dia kacau hafalannya setelah rumahnya
kecurian.
Selanjutnya Adz-Dzahabi menolak dan mengritiknya,
dengan berkata, "Demi Allah, Abu Bakar adalah orang yang suka menduga-duga
dalam meriwayatkan hadits. Ada Syahid untuk hadits tersebut dari Anas RA, yang
diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman, tetapi beliau berkata,
"Tetapi dalam sanad hadits ini ada perawi bemama Aun bin Ammarah, dia orang yang
dhaif dalam periwayatannya."
Lihat kitab Silsilah Ahadits Adh-Dha 'ifah hadits no.
5319; Dha'if Al Jami' Ash-Shaghir no. 4305; Al Misykah no. 5289; Dha'if Sunan
At-Tirmidzi hadits no. 436; Dha'if Sunan Ibnu Majah hadits no. 930; Al Misykah
hadits no. 5289; Bahjatun-Nazhirin hadits no. 66 oleh Syaikh Sahm bin Id Al
Hilali; Takhrij Riyadhus-Shalihin hadits no. 66 oleh Syaikh Syu'aib Al
Arnauth.
2/69. Umar RA
mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda,
'"Seorang laki-laki tidak akan ditanya (tidak
dituntut) mengapa ia memukul istrinya" (HR. Abu Daud dan lainnya)
Keterangan:
Sanad hadits ini dha'if. karena ada dua illat (cacat),
yaitu: pertama, pada riwayat Imam Ahmad tersebut perawinya bernama Daud Al Audi,
jika yang dimaksud adalah Daud bin Yazid Al Audi, maka ia orang yang tidak kuat
dalam periwayatan hadits. Sedangkan pada riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah
disebutkan Daud bin Abdullah Al Audi, jika yang dimaksud adalah perawi ini, maka
ia adalah orang yang tsiqah. Kedua, baik riwayat Abu Daud, Ibnu Majah, maupun
Imam Ahmad, ada perawi lainnya yang bernama Abdurrahman Al Musla, ia tidak
diketahui identitasnya (majhul), sebagaimana yang dikatakan Adz-Dzahabi dalam
Al-Mizan.
Lihat kitab Irwaul Ghalil hadits no. 2034; Dha 'if
Sunan Abu Daud hadits no. 469; Dha 'if Sunan Ibnu Majah hadits no. 431; Al
Misykah hadits no. 3268; Dha'iful Jami' hadits no. 6218; Bahjatun-Nazhirin
hadits no. 68; Takhrij Riyadhush-Shalihin hadits no. 68.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar