Rabu, 07 Maret 2012

PARADIGMA BERFIKIR ILMIAH


Mahasuci Allah yang mempersiapkan diri kita dengan perangkat berpikir yang tidak bisa kita jiplak lagi dalam bentuk semisal microchips padakomputer secanggih apapun.. Dengan proses berpikir yang terus menerus,dan menjadikannya bagian integral dalam kehidupan kita, maka akansemakin memperjelas betapa kebesaran Sang Mahaagung tidak sanggupdinafikan. Tidak kurang dari 854 ayat-ayat yang menanyakan mengapamanusia tidak mempergunakan akal, menyuruh manusia bertafakkur terhadap Al-Qur’an dan alam semesta serta menyuruh manusia mencariilmu pengetahuan. Ini berarti, aktivitas berpikir menjadi sebuahkeniscayaan dengan dilengkapinya kita oleh anugerah berupa akal. Semuaperenungan terhadap semesta itu mengarah pada apa yang disebutdengan penggalian hikmah dibalik peristiwa-peristiwa yang terjadi.Manusia secara mutlak, adalah makhluk yang paling mulia dan utama.Sebuah ungkapan mengatakan bahwa
manusia adalah lebih utamadaripada malaikat 
. Keutamaan manusia terletak pada rasio (akal)-nya. Akalinilah yang akan mengangkat kedudukan manusia dan sekaligusmenjadikannya makhluk yang paling utama. Oleh karena itu, sudahselayaknya kita memiliki pengetahuan tentang akal
(‘aql),
Proses berfikir 
(tafkir),
dan sekaligus metode berfikir 
( thariqah at-tafkir)
.
Fakta akal (rasio) dan Proses Berfikir.
Banyak kalangan yang berusaha mendefenisikan rasio (akal) ataumengetahui fakta rasio (akal), baik pada masa lalu seperti para filosof Yunani, para pemikir muslim, ilmuwan barat, maupun pada masa sekarangini. Namun berbagai defenisi yang mengemuka belum mampu mencapaipada pengetahuan yang meyakinkan dan pasti tentang akal.Menurut Muh. Ismail dalam kitab Al-Fikru Al-Islamy (Bunga rampaipemikiran Islam) bahwa antara pemikiran, akal, kesadaran memilikipengertian yang sama. Kadang-kadang digunakan kata pemikiran danyang dimaksud adalah proses berfikir. Dapat digunakan dengan maksudhasil pemikiran, yakni suatu yang telah sampai pada manusia melalui suatuproses berfikir. Pemikiran dengan arti proses berfikir, tidak memiliki organtubuh tertentu yang dapat ditunjuk, melainkan merupakan suatu prosesyang rumit yang melibatkan empat unsur, yaitu :
a.Fakta yang terinderab.Panca indera manusiac.Otak manusiad.Informasi sebelumnya yang berkaitan dengan fakta dan dimilikimanusia.
Jika keempat unsur tersebut di atas tidak terkumpul dalam suatu prosesberfikir, maka pemikiran, akal dan kesadaran tidak akan pernah terwujud.

Orang-orang terdahulu telah mengalami suatu kekeliruan dalammembahas akal. Mereka mencoba berusaha menentukan tempatkeberadaannya, apakah ada di kepala,di hati atau di tempat lainnya. Yang jelas, mereka menduga, bahwa akal itu memiliki organ tertentu yangbekerja secara aktif. Orang-orang modern-pun telah melakukan kekeliruantatkala menjadikan otak sebagai tempat bersemayamnya akal, sekaligussebagai pusat kesadaran, atau pemikiran.Dengan demikian defenisi pemikiran, akal dan kesadaran adalahpenangkapan suatu kenyataan dengan perantaraan indera ke otak disertaiinformasi sebelumnya tentang fakta tersebut yang berfungsimenafsirkannya. Proses ini terjadi dalam diri si pemikir yang menghasilkanpemikiran, bukan yang menerima pemikiran. Dalam diri orang yangmenerima pemikiran tidak berlangsung proses ini karena pemikiran initelah ditemukan lalu menghilang. Kemudian, si penemu itu memberikankepada orang banyak, dan terus berpindah dikalangan manusia, yangkemudian diekspresikan dengan simbol-simbol bahasa ataupun simbol-simbol lainnya, meskipun yang paling menonjol adalah ekspresi dalambentuk bahasa.

Berfikir Ilmiah
Ilmu pengetahuan telah didefenisikan dengan beberapa cara dan defenisiuntuk operasional. Berfikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukankenyataan dan ide yang belum diketahui sebelumnya.
Ilmu
merupakanproses kegiatan mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkanteori dan atau generalisasi. Ilmu berusaha memahami alam sebagaimanaadanya dan selanjutnya hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untukmeramalkan dan mengendalikan gejala alam. Adapun
pengetahuan
adalah keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi tentangkebenaran atau fakta. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknyasetiap pengetahuan belum tentu ilmu. Untuk itu terdapat syarat-syarat yangmembedakan ilmu (science) dengan pemgetahuan (knowledge), antaralain :Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan Management Umum 1982,Ilmu harus ada obyeknya, terminologinya, metodologinya, filosofinya danteorinya yang khas.Menurut Prof.DR.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial1985,ilmu juga harus memiliki objek, metode, sistematika dan mestibersifat universal.Menurut Prof.Dr.Sondang Siagian, Filsafat Administrasi 1985, IlmuPengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu obyek ilmiah yangmemiliki sekelompok prinsip, dalil, rumus yang melalui percobaansistematis, teruji kebenarannya, prinsip-prinsip, dlil-dalil dan rumus-rumusmana dapat diajarkan dan dipelajari.Menurut Prof.Drs.Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, 1980 : Ilmupengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orangyang dipadukan secara harmonik dalam suatu bangunan teratur.Dari pendapat-pendapat di atas terlihat bahwa ilmu pengetahuan itu konkritsehingga dapat diamati, dipelajari dan diajarkan secara teratur, teruji,bersifat khas atau khusus, dalam arti mempunyai metodologi, obyek,sistematika dan teori sendiri.Manusia senantiasa berupaya mencari tahu bagaimana cara-caramenyelesaikan masalah-masalah kehidupannya secara efektif dan efisien,memahami fenomena-fenomena alam dan menjawab tantangan zaman.Sumber-sumber pengetahuan oleh manusia tersebut dikelompokkan atas :
a.Pengalamanb.Otoritasc.Cara berfikir deduktif d.Cara berfikir induktif e.Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah)Ad. a.
Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyakdigunakan orang. Melalui pengalaman seseorang bisa menjadi tahutentang seluk beluk sesuatu. Sejarah misalnya menunjukkan sejak jamannenek moyang cara memasak dipelajari tanpa disadari (contoh dagingyang dimasak). Selanjutnya akan berkembang pada pemahaman informasidari pengalaman, ditambahkan dengan informasi, serta adanyakesempatan dan sistem trial and error (contoh mendung pertanda hujan)
Ad. b
. Otoritas atau wewenang sering dijadikan pegangan orang dalamhal-hal yang tidak dapat diketahui melalui pengalaman pribadi. Orangmencari jawaban atas suatu permasalahan yang sulit melalui seseorangyang memiliki wewenang atai otoritas. Sikap tunduk kepada orang bijakyang dipercayai, sebagian besar berpengaruh selama periodepertengahan, di saat guru dan para nenek moyang waktu itu seperti Plato,Aristoteles dan pemimpin agama lebih diterima dari kepercayaan yangdilakukan berdasarkan berdasarkan observasi dan analisa kenyataan.
Ad. c
. Cara berfikir deduktif diperkenalkan oleh Aristoteles, yangdirumuskan sebagai suatu proses berpikir yang bertolak dari pernyataanyang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakaikaidah logika tertentu. Cara berfikir ini merupakan suatu sistempenyusunan fakta yang telah diketahui guna mencapai kesimpulan. Hal inidilakukan melalui suatu rangkaian pernyataan yang disebut
silogisme
yangterdiri atas :a.Dasar pemikiran utama (premis mayor)b.Dasar pemikiran kedua (premia minor)c.Kesimpulan.
Contoh
:a.Semua manusia adalah makhluk hidup (Premis mayor
b.Socrates adalah seoramng manusia (premis minor), karena ituc.Soctares adalah makhluk hidup (konklusi)Alasan secara deduksi, walaupun bermanfaat namun terkadangmenimbulkan kesesatan. Pendekatan silogisme terbatas hanya jika dasar pemikiran benar dan pantas berhubungan dapat diketahui. Walaupundemikian, berfikir deduktif berguna dalam proses penelitian yaitu dapatmemberikan sarana penghubung antara teori dan pengamatan. Penelitidapat menarik kesimpulan berdasarkan teori yang sudah ada tentanggejala yang sebenarnya diamati.
Ad. d.
Cara berfikir induktif diperkenalkan Francis Bacon (1561-1626). Iaberpendapat bahwa kita tidak boleh begitu saja menerima premis orangyang mempunyai otoritas sebagai kebenaran. Ia meyakini bahwa seorangpeneliti dapat membuat simpulan umum berdasarkan fakta yangdikumpulkan melalui pengamatan langsung.
Contoh :
Induktif: Setiap burung yang pernah diamati mempunyai sayapOleh karena itu, setiap burung mempunyai sayap.Deduktif: Setiap bangsa burung mempunyai sayapMerpati adalah bangsa burungOleh karena itu, setiap merpati mempunyai sayap.Cara berfikir deduktif di atas menunjukkan bahwa dasar pkiran utamaharus diketahui terlebuh dahulu sebelum menarik kesimpulan. Sedangkandalam berfikir induktif, kesimpulan diperoleh melalui pengamatan contoh-contoh selanjutnya dibuatlah generalisasi.
Ad. e
. Berfikir Ilmiah atau pendekatan ilmiah diperkenlakan oleh CharlesDarwin dengan menggabungkan aspek-aspek penting dari metode induktif dan deduktif. Dari teori Malthus tentangPopulasi 
oleh Darwin selanjutnyamempelajari untuk menjelaskan tentang evolusi setelah menggabungkandata dengan baik. Darwin berdasarkan pada teori Malthus menarikkesimpulan bahwa datanya mungkin benar. Dia memformulasikan suatuhipotesis dari kenyataan yang telah dikatehui, kemudian menyeledikidengan lebih jauh untuk mengetahui apakah hal itu membantu kehidupanatau membuktikan hal yang salah dengan adanya tambahan yang jelas.Metode Darwin merupakan contoh berfikir secara ilmiah yang modern.Pendekatan ilmiah ini merupakan suatu proses penelitian yangsistematik yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung(interdependen). Pendekatan ini telah terbukti sebagai metode yangberhasil dalam memahami dunia kita yang cukup rumit ini dan dalammengembangkan temuan-temuan baru untuk memenuhi keinginanmanusia.Dalam pendekatan ilmiah dikenal lima langkah sebagai berikut:
1.Perumusan Masalah
Penyidikan ilmiah dimulai dari suatu masalah atau persoalan yangmemerlukan pemecahan. Persoalan tersebut harus mempunyai suatu ciripenting dan dirumusan sedemikian rupa sehingga dapat dijawab denganpengamatan dan percobaan. Persoalan yang menyangkut pilihan ataunilai-nilai tidak dapat dijawab atas dasar informasi faktual belaka. Kata-katayang mengandung makna pertimbangan nilai hendaknya tidak dimasukkankedalam perumusan masalah. Contoh pertanyaan “ apakah sistemsekolah unggulan baik bagi siswa ?,tidak dapat diselidiki secara ilmiah tanpap memahami apa arti baik bagi siswa atau bagaimana cara mengamatu at atau mengukur “baik” itu . Pertangyaaan seperti , apakahsiswa yang dididik denga sistem sekolah inggulan akan memperolehskor yang lebih tinggi pada tes belajar pada siswa yang diajar dengansistem tradisional ? inilah yang dapat diselidiki secara ilmiah

2.Pengajuan Hipotesis
Setelah perumusan masalah, hipotesis dirumuskan sebagai penjelasansementara tentang masalah itu. Pada tahap ini peneliti diharuskanmembaca bahan bacaan yang berkaitan dengan masalah itu dan berfikir lebih mendalam lagi. Dengan menggunakan contoh diaatas.Peneliti mungkin meru,uskan hipotesisnya “ siswa yang m,engajar dengansistam sekolah unggulan memperoleh skor tes hasil belajar lebuh tunggidarupada siswa yang belajar disekolah dengan sisrem tradisional.
3.Cara berfikir deduktif 
Melalui proses berfikir deduktif implikasi hipotesis yang diajukan dapatditetapkan yaitu apa yang akan dapat diamati jika hipotesis tersebut benar.Jika benar bahwa dengan sistim sekolah unggulan, siswa akanmemperoleh skor lebih tinggi dari pada siswa sepadan yang belajar disekolah dengan sistem tradisional.
4.Pengumpulan data dan analisis data
Hipotesis yang diajukan diuji dengan pengumpulan data yang adahubungannya dengan masalah yang diselidiki melalui pengamatan, tes daneksperimentasi.Hasil-hasil pengamatan, tes dan eksperimentasi ini,dianalisis dengan menggunakan metode tertentu baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Metode analisis data ini biasanya dikenal denganperhitungan-perhitungan statistik.
5.Penerimaan dan penolakan hipotesis.
Hasil analisis data yang telah dikumpulkan, ditetapkan apakah penyelidikanmemberikan bukti-bukti yang mendukung hipotesis atau tidak. Dalampendekatan ilmiah peneliti tidak dituntu membuktikan hipotesis, tetapimenyimpulkan bahwa bikti-bukti yang diperoleh mendukung atau tidakhipotesis itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar